Pupuk dari Bumi

Penulis dan Foto: Jefri Davidson Amakia

Pupuk dari Bumi

Penulis: Jefri Davidson Amakia | 22 April 2022

“Kita pergi beli pupuk tergantung nasib, cuma buang ongkos oto saja. Antre sampai sore tidak dapat juga atau dorang alasan pupuk habis. Mau beli pupuk yang bukan subsidi, terlalu mahal. Mau tunggu pupuk subsidi, tidak bisa juga karena sudah jatuh waktu padi harus dikasih pupuk,” demikian Bapak Rato Kedu Moto mengungkapkan kekecewaannya, “Kerja capek, tapi tidak ada hasil.”


Persoalan ini terlontar saat pertemuan evaluasi Sokola Sumba yang dihadiri oleh orang tua, pemuda, Rato, dan tokoh adat lainnya. Tak hanya membahas kegiatan satu tahun terakhir dan perencanaan ke depan, pertemuan itu juga mendiskusikan beberapa persoalan komunitas, termasuk tentang kelangkaan pupuk kimia subsidi.


Mayoritas Orang Sodan bertani padi sawah yang sejak sepuluh tahun terakhir sudah dikenalkan dengan pupuk urea dan NPK. Harga kedua pupuk tersebut tanpa subsidi mencapai Rp500.000,00 per karung, sementara harga pupuk subsidi Rp115.000,00 per karung. Selisih harga itu cukup besar, apalagi satu hektar sawah bisa membutuhkan enam karung pupuk. Kenyataannya, untuk mencukupi kebutuhan pupuk subsidi bagi petani se-Sumba Barat, pemerintah daerah hanya bekerja sama dengan dua toko. Ini yang menyebabkan antrean panjang pembeli.


Berangkat dari persoalan ini, kami sepakat untuk sama-sama belajar pupuk organik. Bulan Maret lalu, kami mendatangkan guru tamu. Kegiatan belajar yang direncanakan tiga hari berlanjut menjadi sebelas hari. Warga banyak bertanya dan berinisiatif mengumpulkan bahan dari sekitar untuk praktik membuat pupuk organik. Ada empat jenis pupuk organik yang diproduksi yakni pupuk padat sebagai pengganti NPK, green tonik atau pupuk cair untuk pertumbuhan daun, pupuk cair PGPR untuk memperbanyak anakan dan memacu pertumbuhan akar dan batang padi, serta hormon untuk memperbanyak buah. Ada juga bio pestisida untuk mengatasi hama ulat yang menyerang batang padi. Saat ini, semuanya sedang difermentasi.


Harapan kami, dengan pupuk yang diambil dari sekitar yang disediakan bumi, maka bumi pun akan menghidupi mereka yang merawatnya.


Selamat Hari Bumi!