Persikan

Penulis: Ananda Firman Jauhari | Foto: Ananda Firman Jauhari & dok. Tim Tengger

Foto: dok. Tim Tengger

Foto: dok. Tim Tengger

Foto: dok. Tim Tengger

Persikan

Penulis: Ananda Firman Jauhari | 22 Agustus 2021

Derai deras gerimis di ketinggian kaki Gunung Semeru yang luar biasa dingin menjadi syahdu berpadu dengan untaian japa mantra dan asap kemenyan yang wanginya menyeruak ke semua penjuru, bersamaan kala sebuah upacara sakral dilakukan. Di sebuah bangunan persegi yang di sudutnya terdapat batu berukir yang disebut punden, doa dipanjatkan kepada Sang Hyang Pikulun (Tuhan Yang Maha Esa). Japa mantra sebagai untaian doa dan permohonan restu agar Kepala Desa mendapatkan kebersihan batin dalam memimpin. Ini adalah prosesi awal upacara Persikan atau Peresikan, sebuah rangkaian upacara adat Tengger untuk mengukuhkan kepala desa Ranupani secara adat.


Ada beberapa punden yang didatangi dalam ritual ini, yakni Punden Dempok, Punden Rondo Kuning, serta Punden Udel Desa. Selain itu, juga ada prosesi doa di penampungan sumber air desa. Usai prosesi ini, rombongan dukun, kepala desa, serta perangkat desa, menuju ke rumah mantan petinggi (kepala desa) untuk mengambil kain dan perlengkapan Sanggar Pamujan yang sudah ditempatkan dan dirawat selama ia menjabat. Dan dengan rangkaian jejapa doa dalam mantra, dilakukan serah terima Sanggar Pamujan kepada petinggi yang baru, lalu dikirab menuju kediaman petinggi baru. Di setiap tempat prosesi, selalu ada tayuban di mana dukun, kepala desa, perangkat, serta kepala kampung dan Ketua RT dan RW menari berhadapan sembari dilatunkannya gending dan diiringi gamelan.


Secara administratif, kepala desa Ranupani sudah dilantik oleh bupati pada Januari 2020. Persikan baru dilakukan satu setengah tahun kemudian, di tanggal 3 Agustus 2021 yang lalu, setelah ada maklumat bersama dalam musyawarah desa. Upacara persikan adalah identitas adat Orang Tengger yang nyata kuat. Diperjuangkannya adat persikan petinggi desa adalah wajah kedigdayaan masyarakat Ranupani dalam memegang adat.


Rangkaian prosesi persikan diakhiri dengan doa dan ucapan syukur serta penegasan dari Dukun Tengger Ranupani bahwa kepala desa sudah dapat mengayomi masyarakat. Kemudian dilanjutkan dengan acara kesenian jaran kepang dan makan-makan di rumah kepala desa.