Hari Literasi

Teks: Fawaz | Foto: Dodi Rokhdian

Hari Literasi

Penulis: Fawaz | 8 September 2022


Malam kian larut. Pemaparan Pastor Hendrik kian menarik disimak. Sembari menyimak, saya mencatat hal-hal penting yang disampaikan olehnya. Gelas-gelas berisi kopi yang telah tandas diisi ulang. Roti-roti baru mengisi piring-piring yang sebelumnya kosong. Mumugu Batas Batu sudah benar benar sunyi. Hanya beberapa lampu yang menyala di luar asrama pastor, di pusat perkampungan, balai desa, dan puskesmas. Sisanya gelap gulita.


Jurang lebar yang menganga begitu dalam memisahkan kehidupan berburu-meramu dengan gaya hidup baru yang berpusat pada ekonomi pasar dan transaksi uang. Literasi terapan mesti ada dan difungsikan sebagai jembatan penghubung antara keduanya. Jembatan yang menjadi penyeimbang, membantu komunitas di Mumugu Batas Batu agar tidak benar-benar meninggalkan adat istiadat mereka, sekaligus kembali menguatkan identitas lokal, juga membantu mereka menyesuaikan diri agar mampu menghadapi persoalan dan masalah yang datang seiring masuknya ekonomi kapital ke kampung mereka.


Perubahan itu sudah datang, sudah masuk hingga jauh ke Mumugu Batas Batu. Sudah tidak mungkin ditolak. Satu-satunya cara ya mesti dihadapi. Yang sekarang mesti dipikirkan, bagaimana perubahan itu tidak menjadikan warga lokal tersingkir dan sekadar jadi penonton saja. Apalagi sampai menjauhkan warga dari tradisi dan adat istiadat mereka. Intinya, agar mereka bisa jadi tuan di tanah mereka sendiri. Tidak menjadi pecundang dan tersingkir,” ujar Pastor Hendrik.


Kami kemudian menyepakati tiga poin penting yang memang menjadi ruh program literasi terapan pada tiap tiap lokasi program intervensi pendidikan dilakukan oleh Sokola. Literasi terapan mampu: (1) membantu komunitas memecahkan persoalan dan permasalahan yang mereka hadapi sehari-hari, (2) menguatkan identitas lokal, dan (3) membantu perjuangan hak-hak komunitas (advokasi).


Dikutip dari tulisan Fawaz berjudul “Literasi Terapan: Pendidikan Kontekstual dan Keberpihakan” dalam buku “Melawan Setan Bermata Runcing” yang diterbitkan oleh Sokola (2019).


Selamat Hari Literasi Internasional!