Nihang Jenton
Teks dan Foto: Nengkabau Sunting
Nihang Jenton
Penulis: Nengkabau Sunting | 14 November 2024
Tepat di Hari Kesehatan Nasional 12 November lalu, keluarga kami yang bernama Besampang meninggal dunia pada pukul 12:00 siang.
Besampang mengalami kecelakaan beberapa minggu yang lalu, jatuh dari pohon karet saat hendak memotong dahan karet yang condong ke rumah. Beliau sempat dilarikan ke rumah sakit Bangko dan di sana kami mendapati kebijakan baru bahwa Orang Rimba harus membayar karena tidak memiliki KIS. Ake dan Nefo memutuskan untuk mendatangi Dinas Sosial, lalu di sana kami disarankan ke kantor Dinas Dukcapil untuk melihat data Kartu Keluarga beliau. Di kantor Dukcapil, kami menemukan KK beliau namun dengan nama yang berbeda dan belum sah karena belum bertanda tangan.
Akhirnya kami terpaksa membayar biaya rumah sakit, dan kemudian disarankan untuk dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar lagi. Pada saat itu, kami memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit di Muara Bungo. Kurang lebih dua minggu beliau dirawat di sana, sampai pihak rumah sakit memperlihatkan nota pembayaran yang begitu besar hingga Rp21 juta. Itu belum termasuk biaya rumah sakit Bangko, ambulans saat pindah rumah sakit, serta biaya makan dan transportasi keluarga yang bergantian menunggu di rumah sakit. Akhirnya keluarga kami memutuskan untuk membawa beliau pulang ke rumah. Pada saat itu, kondisinya sangat kurus dan bagian-bagian tertentu mengalami pembusukan.
Ake dan Begindo menjemput beliau dari RS Muara Bungo dengan mobil ambulans menuju desa SPG. Di sana, keluarganya sudah menunggu untuk dibawa pulang ke rumahnya di arah sungai Gemuruh, di dalam Hutan Bukit Duabelas. Di sanalah beliau meninggal selang beberapa hari kemudian.
PS. Tulisan ini dibuat sekaligus sebagai kabar bagi kerabat yang kemarin ikut berdonasi. Total donasi 4,2 juta dan telah diserahkan kepada keluarga pada 31 Oktober 2024. Terima kasih untuk perhatian dan doa dari kerabat semua.