Menjadi Guru, Lebih dari Sekadar Mengajar di Kelas

Cerita: Murniati | Foto: Sarah Tamimi

Menjadi Guru, Lebih dari Sekadar Mengajar di Kelas

Cerita: Murniati | 25 November 2024

Sebagai guru PAUD di Sokola Pesisir, anak-anak di kelas kami bukan hanya murid, mereka adalah tanggung jawab kami. Setiap senyum, setiap tawa, bahkan setiap kesunyian mereka adalah pesan yang perlu kami pahami. Seperti kisah seorang anak di kelas kami yang, entah kenapa, tiba-tiba berhenti membawa bekal.


Awalnya, aku mengira itu hanya hari yang terlupa. Namun, ketika ia terus meminta air minum setiap hari dan tidak pernah lagi membawa bekal, aku mulai bertanya, “Kenapa tidak bawa bekal, Nak?” Namun, jawabannya hanya sebuah senyuman kecil. 


Hari berikutnya, aku mencoba lagi, namun hasilnya sama. Senyuman. Keadaan ini membuatku khawatir, sehingga aku mulai mencari tahu. Aku bertanya kepada orang tua murid lainnya yang bertetangga dengan anak ini. Dari obrolan itu, aku baru tahu bahwa keluarga anak ini sedang menghadapi masalah. Aku tak ingin bertanya lebih jauh karena tidak ingin masuk ke ranah sensitif, tetapi cukup jelas bahwa anak ini tengah menghadapi kondisi yang tidak mudah.


Sebagai guru, aku merasa perlu melakukan sesuatu. Aku mengajak anak itu berbicara lebih sering, mencoba membuatnya merasa nyaman di kelas. Aku memastikan ia selalu mendapat perhatian lebih dalam kegiatan sehari-hari, agar setidaknya di sekolah, ia merasa aman dan diterima.


Di PAUD Sokola Pesisir, rutinitas harian kami tidak hanya mengajarkan keterampilan dasar, tetapi juga membangun karakter. Setiap minggu, kami bernyanyi bersama, membaca dongeng, menggambar bebas, dan bermain olahraga. Anak-anak juga belajar nilai-nilai keagamaan, seperti sholat Dhuha dan menghafal doa. Namun, aku sadar bahwa di balik semua kegiatan ini, peran kami tidak berhenti di kelas.


Kisah anak ini mengajarkan bahwa untuk benar-benar memahami seorang murid, guru perlu melangkah keluar dari zona nyaman kelas. Kadang, itu berarti mencoba memahami kehidupan mereka di rumah, berbicara dengan keluarga, atau hanya menjadi pendengar setia untuk anak-anak yang ingin bercerita.


Hari Guru tahun ini menjadi pengingat bagiku bahwa menjadi guru tidak hanya soal menyampaikan materi pembelajaran, tetapi juga memberi perhatian, kasih sayang, dan memahami dunia kecil mereka. Karena di tangan kita, ada masa depan yang mereka bawa.

Selamat Hari Guru Nasional 2024! Untuk semua guru yang tidak hanya mengajar, tetapi juga mendampingi dengan hati.



Berdasarkan cerita Murniati, guru PAUD Sokola Pesisir.